Jejak Ingatan dan Puisi Lainnya
Penulis: Algo YP
Jejak Ingatan
Penglihatan
meninggalkan jejak ingatan, dan jejak ingatan meninggalkan dirinya sendiri.
Dengan mudah konon Tuhan akan menghapus dosa bagi yang bersungguh-sungguh,
Tapi untuk sebuah
kenangan tentu tidak begitu saja dihapuskan.
Kita telah
menyaksikan berbagai kisah, beribu wajah dan bermacam tarian.
Tidakkah daripada itu kau rekam?
Kau
jadikan pedoman atau lantunan yang kau rasa mampu menyerap nilai-nilai kebaikan
di dalamnya.
Terkdang kecurigaan
besar tumbuh dan berbisik pelan,"hei jangan-jangan kau tak bertuhan".
Kau hanya menangkap
semua dengan mata dan terkesima, silau atau meneteskan air mata,
Demi
apa?
Demi
harta demi cita-cita atau paling tidak demi cinta yang konon buta.
Matahari jelas
tenggelam, tapi bulan belum tentu datang.
Malam mungkin
berbintang,
tapi telepon genggam jelas lebih berkesan.
Lisanmu berucap
keagungan namun jemarimu kau gadaikan pada layar kaca.
Siapa bilang Tuhan suka ciptakan aturan,
bahkan kita diberi kehendak penuh ,-dengan atau tidak
memujanya pun bukan suatu soal.
Ilmu pengetahuan
diam-diam merongrong ketakutan, menjadi pagar-pagar atas perihal moral dan amoral.
Menjadi makhluk yang merasa mampu menerjemahkan,
mengurai kebaikan sebelumnya menjadi kebaikan yang mutlak mampu diterapkan.
Setelah melewati milyaran kematian, triliunan kehidupan, semesta ini jadi bebal dan ingin segera menggapai tujuan utama menuju kehancuran.
Jika Ingin Cinta
Jika ingin cinta
yang seperti itu, kau dapat menemukannya di lokalisasi
Jika ingin cinta
yang seperti itu, kau dapat menirukanya lewat televisi
Jika ingin cinta
yang seperti itu, kau tinggal bekerja jadi penjilat, kuasai jabatan, berumah tangga, bersenggama dan beranak pinak
Sebuah Khayalan
Kau melamun seperti
singa
Matamu kosong
tenggelam dalam savana
Cakar dan taring
adalah nikmatmu mengais duka
Tapi jelaslah kau
manusia bukan singa
Binatang primata
dengan nalar dan logika
Saat benderang kau
memandangi angkasa
Bertanya-tanya
tentang ada apa di atas sana
Kau sembah yang
paling terang dan mulai belajar menamai dan mengawasinya
Saat malam datang
kau merasa lebih tenang oleh pancaran redup batu bercahaya
Kau kebingungan
soal siapa yang lebih pantas kau sembah
Nyatanya kau mesti
bertahan dengan atau tanpa sesembahan
Kau beranak-pinak,
berburu, berladang dan membuat peraduan
Perlahan kau mulai
terlena oleh capaian
Monumen demi
monumen peradaban kau ciptakan
Kau mulai bangga
akan kemajuan
Dan perlahan
kemajuan melumatmu jadi binatang sepenuhnya
Kembalilah kau
memandang bebatuan di angkasa
Kali ini berfikir
bagaimana caranya wisata ke omega
Sebelum Menghilang
"kau tahu
sebentar lagi aku akan menghilang?"
"ya aku tahu"
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"menikmatinya"
Posting Komentar