Berubah Perlahan dan Puisi Lainnya
Penulis: Algo YP
Berubah Perlahan
Semua mati perlahan
Kau hilang dalam
keramaian
Dan tenggelam dalam
lalu-lintas media sosial
Biasanya aku lihat
kau berdiri di gapura selamat datang dekat warung mang Enjam
Berapa tahun
belakangan semenjak instagram dan bukalapak beredar kau benar-benar jarang
nampak beli gorengan di warung mang Enjam
Kurindu bau
matahari yang pekat pada badanmu
Menghilang Perlahan
Bait syair sang
pujangga lama
Mulai usang dimakan
usia
Kata bijak di
jejaring media
Bertebaran tanpa
laksana
Di
sudut-sudut kota dan desa
Tua muda tak ada beda
Semua seirama dalam
detak jantung situan fulan
Hari begitu
tergesa-gesa,
Saling berkejaran
tak mau tau siapa yang tertinggal
Tersisih, terasing
dalam keragaman dan iman
Terseok-seok dalam
alur moderanitas
Tangan terkepal
hati tak kuat menopang
Arah tujuan
menyesuaikan penguasa
Diri sediri hanya
bual si Tua
Tiga Pemuda di
Samping Hujan
Ketiganya jelas
orang biasa,
Rakyat
pada umumnya yang percaya akan keajaiban cita-cita dan kerja keras manusia.
Dalam benak mereka
melekat slogan seorang kepala negara yang menghentak
"kerja nyata-kerja
nyata".
Bayangan wajah tirus
kepala negara ini mengecil-membesar,
Mirip
adegan komedian dono ketika terkena ledakan bom kuen ulang tahun.
Penyimak Seluler
Anjing
berbunyi di
televisi
Menggonggong nyaring bernada miring
Perihal oposisi atau koalisi
Semua mau punya
porsi
Semua mau punya
posisi
Si kijang lincah
berlari lari
Menerjang ilalang
di padang gersang
Mengelak dari cakar
dan runcing taring
Kebaikan hanya
berisi versi-versi
Kebijakan hanya di
penuhi visi-visi
Angin oh angan
Di
mana sawah dipenuhi pestisida
Di
mana laut dipenuhi plastik
Di
mana hutan sesak api
Dan kau berlindung
di bawah karang,
Dan kau bermimpi di
dasar ngarai-ngarai,
Sepi sendiri dan
sibuk mengotak ngetik telepone seluler
Posting Komentar