Hujan dan Puisi Lainnya
Penulis: Nauri Aulia*
Hujan
Rintik
gerimis membasahi bumi
Aku
terkepung sendiri di sudut taman
Dari
lantai satu dan dua
Mereka
melambaikan tangannya untuk menyapa
Pagi
Rabu gerimis melanda
Titik-titik
gerimis begitu ramai
Aku
masih setia berdiri di sudut ini
Mereka
lalu lalang di depanku di tengah gerimis
Untuk
pergi melakukan aktifitasnya masing-masing
Semakin
kutunggu, gerimis semakin merintik
Namun
belum berhenti untuk menitik
Sampai
basah lapisan bumi
Sebagiannya
tanah Pondok Al Kautsar
Sekian
purnama
Aku
merindu tanpa bersua
Melalui
hujan disampaikan alam
Sebagai pengganti pertemuan
Payakumbuh, 2021
Itulah KekuasaanNya
Malam
mengajarkan kegelapan tidaklah selalu gelap
Siang
tidaklah selalu terang
Menangis
bukan berarti sedih
Tersenyum
bukan berarti sedang bahagia
Sesuatu
sudah pada porsinya masing-masing
Begitu
jua dengan hidup
Ada
yang diam-diam mencintai
Ada
jua yang diam-diam membenci
Ada
saatnya kita tidak disukai
Ada
kalanya kita disanjung-sanjung setinggi-tingginya
Lalu
dijatuhkan
Ada
kalanya kita dipuji dengan pujian
Ada
kalanya kita berada pada titik lelah dan lemah sekalipun
Maka
itu semua adalah skenarioNya
Dan
itu semua adalah ketetapanNya
Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Payakumbuh, 2021
Kecantikan
Tak
ada sedikit pun yang perlu dibanggakan kaum hawa
Tidak
ada yang perlu disombongkan
Tak
ada yang perlu dipamerkan
Itu
semua tak perlu
Ini
itu adalah titipan Sang Ilahi
Setiap
titipan pasti tentunya fana
Kefanaan
yang mudah membutakan
Kefanaan
yang mudah membuat kita lupa
Kefanaan
yang mudah membuat kita lali dari kata bersyukur
Kecantikan
Seperti
apapun kecenatikan yang kau miliki
Tidak
lebih baik dari kecantikan hati
Kecantikan
hati yang selalu terpancar cahaya kebaikan
Yang
keluar dengan sendirinya
Tanpa
perlu kita oles dengan kosmetik mahal
Tanpa
perlu kita tutupi dengan make-up
Kita
hanya perlu membersihkan dengan keimanan
Dengan
ketakwaan
Dan
dengan keikhlasan
Payakumbuh, 2021
Keikhlasan
Mengajarkan
bahwa aku tidak perlu meragui
Keputusan
dan ketetapan Sang Khalik
Sesuatu
yang diperuntukkan untukku
Tidak
mungkin tertukar untuk orang lain
Ikhlas
mengajarkan banyak hal
Ikhlas
mengajarkan bagaimana caraku bersyukur
Cara
menerima
Dan
cara memberi
Aku
tidak pernah menyangkal apa yang terjadi padaku
Aku tidak
pernah menyalahkan takdir kenapa buruk dan tidak berpihak padaku
Namun,
ikhlaslah yang mengajarkan semuanya.
Bahwa
sesuatu yang kita dapati kecuali itu adalah ketetapanNya
Aku
tidak menyalahkan takdir
Ikhlas
tumbuh dari hati nauri paling kecil
Allah
memberikan sesuatu sesuai dengan ketentuanNya
Bukankah
kita sebagai makhluk yang lemah harus bersyukur?
Payakumbuh, 2021
*Biasa dipanggil Nauri. Lahir di Punggasan 09 Agustus 1996. Saat ini bekerja di Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Muhammadiyah Sarilamak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Payakumbuh. Berasal dari Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Bisa dihubungi di nauriaulia@gmail.com.
0 Response to "Hujan dan Puisi Lainnya"
Post a Comment