Doa Subuh dan Puisi Lainnya
Penulis: Rilen Dicki Agustin
Doa Subuh
berdoa
merapal nama puan
telah
kumulai usai subuh bersujud pada-Nya
di
atas sajadah
yang
membentang
sebagai
jembatan penghubung menuju pelaminan dua
yang
selama ini aku masih duduk
di
pelaminan tunggal,
seraya
berdzikir menyelipkan
namamu
ke
dalam bentuk lika-liku petualang
bak
petualang seorang pemuda
yang
memelihara doa
dengan
usaha sebagai pintu
menuju
rumah puan
yang
suka duduk di masjid dan di rumah.
(Padang,
2020)
Cinta itu Jodoh
saat-saat
cinta yang kau bungkus jadi bunga
lalu
kau berikan kepadaku
pada
saat itulah rasa cintaku hidup padamu
cahaya
matahari yang menjadikannya masak di daun hati
meniadakan
kebohongan
dan
ragu di persimpangan jalan
kini
kita telah berjodoh
melampaui
rasa yang dulu hanya sebatas rasa
dengan
cinta yang menemukan kata jodoh
lewat
doa yang terus kita bacakan berdua
(Padang,
2020)
Rindu 1
Rindu
yang mengakar dan menjalar di tanah kota Padang
adalah
rinduku padamu, Bu
yang
terpisah jarak di antara rimbo
Panti
dan rimbo Unand.
Rindu
itu bersarang kuat
di
antara pohon-pohon itu.
Caraku
bermain rindu ialah memeluk
erat
pohon rindu yang ada di sini.
(Padang,
2020)
Rindu II
Kupeluk
erat rindu di perbatasan pohon rindu
yang
tertulis di ujung pena,
rindu
yang tak berucap pada kertas
dan
rinduku yang tak mampu aku pendam, Bu
Bu,
kaulah malaikat tanpa sayap yang
membeku
karena rindu padaku
dan
padaku sebagai anak
yang
membantu karena rindu padamu
(Padang, 2020)
0 Response to "Doa Subuh dan Puisi Lainnya"
Post a Comment