Sebuah Penantian dan Puisi Lainnya
Penulis: Ridho
Sebuah Pertemuan
Di Jombor
Kita pernah bertemu
Menumpahkan cinta
Menumpahkan gelora hati
Karena sekian lama
Terpisahkan waktu
Di Jombor
Kita saling memagut rindu
Getaran ujung jari
Bagai belitan tali
Membakar birahi
Melemahkan nurani
Di Jombor
Aku mengantarmu pulang
Berdua melintasi jalan
Berdua menyusuri trotoar
Berselimut malam
Berkain debu
Di stasiun Tugu
Engkau membuka pintu
Hingga jari -jari saling menyatu
Hingga kepastian adalah janji yang ditunggu
Tapi
Aku menyesal
Mengapa tak bernyali
Mengapa tak ada kata yang berbunyi
Mengapa tak ada kecupan di dahi
Hingga kereta Argo itu pergi
Dan
Semua menjadi tak berarti
Jongke, 23 Juli 2020
Sebuah Harapan
Selembar kalender lusuh
Melekat erat di dinding kamar kosku
Tak lupa
Kulingkari tebal tanggal itu
Kuharap, dia pasti mengingat
Lalu,
Aku berharap sangat
Kejutan darimu
Tapi yang ada hanyalah
Sepi,
Sunyi,
Dan sendiri
Apa dia lupa
Apa dia sibuk
Apa dia baik-baik saja
Apa dia akan datang
Jangankan ketukan pintu
Jangankan pelukan hangat
Say hello pun.tidak
Cukup katakan
Selamat pagi
Selamat siang
Selamat sore
Selamat malam
Sebagai pembunuh rinduku
Menanti adalah siksaan
Menunggu adalah penderitaan
Perhatian adalah kemuliaan
Kesabaran adalah kekayaan
Memaafkan adalah surga di tangan
Dia telah pergi
Maafkan
Aku
Ibuuu.
Jongke, 23 Juli 2020
Sebuah Penantian
Tiga puluh tahun
Terlalu lama menemanimu
Dengan gaji kecilmu itu
Berat rasa kepalaku
Tanpa hiburan
Tanpa plesiran
Tanpa perhiasan
Tanpa dandanan
Tiga puluh tahun
Terlalu lama mendampingimu
Kau peras keringatku
Kau peras gairahku
Kau peras birahiku
Kau peras air mataku
Tiga puluh tahun
Terlalu lama mencintaimu
Tanpa tuntutan
Tanpa permintaan
Tanpa teriakan
Tiga puluh tahun
Terlalu lelah aku menunggu
Mana tanggung jawabmu?
Mana janji manismu?
Mana hak-hakku?
Semua terbuang sia-sia
Sapen, 24 Juli 2020
Di antara Sebuah Ketakutan
Membayangkan anumu
Aku sering takut
Melihat anumu
Aku tidak pernah
Menyentuh anumu
Aku tidak berani
Mengusap anumu
Aku takut sekali
Jangan kau buka anumu
Jangan kau lepas anumu
Jangan kau dekatkan anumu
Jangan kau paksa aku menganumu
Ijinkan ...
aku menjaga anumu
memiliki anumu
Sampai titik waktu
Kita bersatu
Sagan, 24 Juli 2020
0 Response to "Sebuah Penantian dan Puisi Lainnya"
Post a Comment