KONTEMPLASI DAN PUISI LAINNYA
Wednesday, June 3, 2020
Edit
Penulis: Lyn
ENGGAN
Meski di antara
potongan kejadian di alam semesta
Masih saja selalu
ada yang membuat rasa bermekaran bak bunga
Caramu mengulum
senyum
Atau kelakarmu yang
sering kali membuat sakit perutku
Tetap, aku tak ingin
berkontemplasi
Menerka-nerka
bagaimana akhir dari kita
Enggan mengukur
harapan
Pun enggan pula
mematahkan
Biar saja seperti
air dari hulu
Dengan gesitnya
melewati bebatuan berlumut
Terkadang keruh
bercampur tanah
Atau melewati air
terjun
Biar saja ia terus
mengalir
Hingga akhirnya
bersua dengan hilir
Entah dengan
jernihnya, atau keruhnya?
Aku enggan
menerka-nerka
KONTEMPLASI
Aku
tak pandai menjadi penasihat kerajaan
Menerjemahkan
sandi dan simbol
Atau
kode yang tersirat pada kedipan mata
Belakangan
aku juga tahu
Aku
payah tidak hanya dalam hal itu
Kau
tahu, aku adalah seorang patih
Yang senang berkutat dengan huruf dan kalimat
Aku
senang menyusunnya menjadi paragraf, meski terkadang tanpa makna
Tapi
karenamu, Tuan
Aku
gagap dan gugup
Segala
yang ingin kusampaikan mendadak buyar
Bukan
lagi sebaku matematika
Di
mana satu ditambah satu sama dengan dua
Di
depanmu aku menjadi rancu
Penuh
kontemplasi dan ragu-ragu
PERLAHAN SAJA, TUAN
Tuan, bagaimana
patahmu?
Apa patah hati
terbesarmu?
Tanyaku sambil
menyesap dingin yang merayapi kulitku
Kau hanya tersenyum
Kau yang bisa
mendengarkan cerita patahku
Masih dengan tenang
dan penuh senyum
Pasti pernah terluka
lebih parah
Kau yang tetap bijak
dalam katamu
Pasti pernah didekap
oleh perihnya dicampakkan
Tak apa jika bukan
sekarang, Tuan
Telingaku masih di
tempatnya
Siap mendengarkan
cerita patahmu kapanpun kau ingin
Kau tau, Tuan?
Aku pernah menunggu
batu itu habis terkikis oleh air
Masihkah kau
tanyakan seberapa sabarku?
Tenang, perlahan
saja, Tuan!
JIKA INI KESEMPATAN TERAKHIRKU
Dari
sedikit tenaga yang tersisa untukku bangkit
Terselip
sebuah kertas bertuliskan “Kesempatan Terakhir”
Terkadang
aku ingin, tapi tak mampu
Atau
pernah mampu, tapi sudah tak ingin lagi
Dari
sekian banyak kemauan di antara ketidakmampuan
Atau
angan yang sungguh membuatku ingin
Namun
terasa begitu jauh
Hingga
rasanya sukar untuk sekedar tersentuh
Terasa
begitu tinggi
Hingga
rasanya sukar untuk kugapai
Jika
kugunakan kesempatan terakhirku untuk bangkit