Bahayanya Perang, Cinta, dan Kebenaran
Thursday, June 25, 2020
Edit
“Yang dicari
dari perang hanyalah cinta, dan yang dicari dari cinta hanyalah kebenaran.”
Perang akan selalu
akrab dengan yang namanya kekacauan, kerusakan dan kehancuran. Sebaliknya,
cinta begitu dekat dengan kerapian, keindahan, dan ketenangan. Sedangkan kebenaran,
terkadang sangat bersahabat dengan yang namanya kepahitan, ketakterdugaan,
hingga kemustahilan. Tiga hal yang bisa saling bertautan ini, tidak jarang
melahirkan sebuah kisah yang benar-benar menarik untuk diperhatikan. Sama halnya
dengan salah satu anime yang belakangan saya tonton, dan akan menjadi pokok
utama pembahasan dalam tulisan ini.
Anime ini
berjudul Attack on Titan dalam versi Inggrisnya, sedangkan dalam versi Jepangnya
berjudul Shingeki No Kyojin. Anime ini berkisah soal perjuangan para
manusia yang melawan para raksasa. Diceritakan, umat manusia tadi hidup dalam
dinding melingkar yang terdiri dari tiga bagian. Uniknya, setiap lapisan
dinding memiliki nama, dan nama-nama tersebut diambil atau terinspirasi dari
nama para Dewi mereka di masa lalu. Nama dindingnya mulai dari yang terluar
sampai yang terdalam yaitu Maria, Rose, Sina.
Tiga lapisan
dinding tersebutlah yang selama satu abad lebih melindungi manusia dari
serangan raksasa. Selama satu abad pula para penduduk bisa merasa hidup tenang
tanpa gangguan yang datang dari luar. Jika dipikir lebih jauh, latar tempat
anime ini ibarat surga di dalam dinding, yang memiliki tiga lapisan di
dalamnya. Semakin ke dalam, kehidupan semakin enak dan tenteram. Tidak ada
kelaparan, tidak ada kepayahan, dan tidak ada kemiskinan.
Sistem pemerintahan
yang dipakai dalam alur anime ini adalah sistem monarki, dengan raja sebagai
pimpinan tertinggi, dibantu oleh para menteri, para keluarga bangsawan dan
pengawal keluarga kerajaan. Anime ini belumlah tamat, dan masih menunggu
kelanjutannya dalam season keempat. Dari tiga season sebelumnya, para penonton
dianjurkan bersabar ketika ingin mengikuti alur ceritanya. Bagi yang tidak
sabaran, saya pribadi menyarankan untuk jangan menonton anime ini secara
marathon. Sebab, anime ini memang kesannya agak bertele-tele.
Anime ini
memiliki tiga tokoh utama, yaitu Eren Jaeger, Mikasa Ackerman, dan Armin
Arlert. Tiga tokoh ini memiliki sifat dan watak yang sangat berbeda, dan memang
terkesan saling melengkapi kekurangan yang ada di tokoh lain. Sebut saja Eren
Jaeger, tokoh sorotan yang sangat ditunggu kelanjutan kisahnya oleh para
penonton. Eren, adalah manusia yang dikisahkan punya kemampuan untuk berubah
menjadi seorang raksasa. Kemampuannya ini didapat secara misterius, dan belum
diketahuinya untuk waktu yang lumayan lama.
Mikasa adalah
perempuan yang sewaktu kecil hidupnya pernah diselamatkan oleh Eren. Diceritakan
kalau Mikasa sempat menjadi tawanan para penjahat yang berniat menjualnya, karena
Mikasa adalah seorang keturunan dari keluarga yang sudah amat langka. Momen pertemuan
Eren dan Mikasa tersebutlah yang pada nantinya membuat sebuah ikatan antara
mereka berdua, dan jalinan hubungan tersebut pula yang paling banyak bisa ditafsirkan.
Salah seorang teman
saya yang pernah menonton anime ini mengartikan kalau Mikasa adalah budak cinta
(bucin), karena Mikasa terlihat selalu menempel pada Eren. Akan tetapi, saya
pribadi mengartikannya lain dari itu. Bagi saya, Mikasa adalah orang yang
paling mengerti dengan yang namanya kesetiaan. Kesetiaan yang tidak lahir dari
rasa ketidakenakan, dan bukan pula kesetiaan yang lahir karena rasa tunduk atau
penghambaan. Lebih dari itu, Mikasa bagi saya adalah seorang perempuan berani
yang dengan tepat menentukan jalan hidupnya. Entah sekelilingnya akan
mencemooh, Mikasa adalah orang yang paling kuat memegang prinsipnya.
Mikasa juga
diceritakan sebagai tokoh yang paling berbakat dalam anime ini. Terlahir dari garis
keturunan yang langka, baik dari ibu dan ayahnya, membuat darahnya menjadi
sempurna. Selain itu, kejeniusannya pun belum ada yang menandingi dalam anime
ini. Hingga, potensinya tidak pernah diragukan oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya.
Kepribadian Mikasa
pun tergolong unik, dan hal ini tentu saja berkaitan dengan pilihan hidupnya. Pilihan
hidup Mikasa tidak lain adalah melindungi Eren sampai ia mati, meskipun ia
harus rela mengganti nyawa Eren dengan nyawanya. Ya, begitulah seorang Mikasa. Perempuan
yang tidak dibutakan oleh cinta, akan tetapi perempuan yang paling teguh
memegang janji dan perempuan yang paling erat menggenggam apa yang sudah ia
percayai.
Sedangkan
Armin, adalah tokoh yang idenya paling cemerlang dalam anime ini, sekaligus
orang yang paling lemah. Dari kelemahan dan kelebihan yang ia miliki, Armin
adalah pengatur strategi dan taktik yang paling ulung. Walaupun begitu, Armin
juga tokoh yang paling penakut dalam beberapa situasi. Sedari kecil, Armin selalu
ditolong oleh Eren dan Mikasa apabila ada masalah. Sampai kisah peperangan
dimulai, Armin juga dalam momen-momen tertentu selalu diselamatkan oleh Eren
dan Mikasa.
Perang yang seperti Tiada Akhir
Sebagaimana yang
sudah saya singgung di awal tadi, anime ini adalah anime yang menceritakan
perang antara manusia dengan raksasa. Anime ini juga berpusat pada tiga tokoh
utama tadi, dan lebih sering menyorot resimen yang mereka masuki, yaitu korps
pengintai. Anime yang bergenre Laga, Fantasi Gelap, dan Fiksi pasca Apokaliptik
ini, banyak mengajarkan taktik dan strategi berperang semi modern untuk kita. Bagi
penonton yang tidak kuat dengan adegan gore, saya sarankan menyiapkan
diri terlebih dahulu jika ingin menonton anime ini.
Bisa jadi aneh
memang, di saat orang membutuhkan ketenangan, kebanyakan setahu saya akan memilih
untuk menonton genre comedy atau setidaknya parodi. Kebalikannya, saya
malah memilih untuk menonton anime ini dan sangat menikmatinya. Dalam beberapa
episode, memang ada kengerian di benak saya. Akan tetapi, semuanya hilang
seketika dan kalah dengan rasa keingintahuan saya. Yang menjadi kebingungan
tersendiri, entah kenapa saya merasa menikmati anime ini, dan sangat memaksakan
menyelesaikannya meskipun tubuh sudah meminta istirahat.
Kembali pada
animenya, perang yang tergambar di anime ini benar-benar menimbulkan efek yang
memualkan. Kita akan banyak menemui adegan cipratan darah, kepala yang terpisah
dari tubuh, kelesuan para prajurit yang kalah perang, serta
kekecewan-kekecewaan yang pada akhirnya terakumulasi dan meledak seketika. Bagaimana
tidak, jika perang yang dilaksanakan tanpa ada pengetahuan yang cukup untuk
melakukan perang itu sendiri, bisa saja kalau kita anggap sebagai sebuah ajang
bunuh diri bukan?
Nah, para
manusia dan spesifiknya korps pengintai dalam anime ini, sudah melakukan hal
tersebut selama puluhan tahun. Tentu saja mereka selalu belajar dari setiap
kali misi dijalankan dan berakhir. Namun, pengetahuan saja tidak cukup untuk
menyelesaikan perang tersebut, dan sangat dibutuhkan pengalaman dari
orang-orang yang tidak hanya berani, tapi juga nekat setengah mati. Itulah sedikit
gambaran yang dimiliki oleh Eren. Dan hal tersebut lahir dari dendam serta
amarah yang menggumpal sehingga membuatnya lupa tujuan sebenarnya.
Ciri khas dalam
perang di anime ini sangat kentara dan begitu jelas tergambar setiap kali akan
berlangsung. Secercah harapan akan selalu ditaruh di depan apabila perang akan
berlangsung. Dengan cara seperti itu, menghindari kematian yang sudah pasti
dianggap bentuk dosa yang sulit diampuni. Doktrin dan kepercayaan yang dipegang
serta terwakili di beberapa tokohnya, sangat menentukan bagaimana keberlangsungan
dan hasil akhir perang tersebut. Sebab perang tidak akan cukup hanya dengan
pemenang, akan tetapi juga membutuhkan siapa yang bisa bertahan.
Seperti Dendam,
Cinta Lebih Sering Membutakan
Dendam kesumat
adalah hal yang fatal, begitu pula dengan cinta yang tanpa alasan. Sebab bukan
hanya hidup yang menuntut alasan, akan tetapi kematian juga menginginkan hal
yang sama. Di saat kematian sudah di ambang mata, maka kau harus tahu kenapa
kau harus mati. Jika belum mengetahuinya, bukankah tidak masalah kalau kita
malah menunda kematian. Karena mati bukanlah segala-galanya untuk mengakhiri
sesuatu, dan memilih terus hidup juga tidak melulu menjadi jalan keluar dari
setiap persoalan.
Sebuah keseimbangan
antara kehidupan dan kematian, ibarat ‘yin’ dan ‘yang’. Komposisi dan proporsi
yang tepat, menjadi ukuran ekuilibrium di dunia ini. Jika tidak dihitung dengan
dosis yang tepat, maka hanya mendatangkan sebuah kesengsaraan semata. Seperti cinta
dan juga dendam, dua hal yang akan selalu ada dan berhubungan. Ibarat bunga dan
para kupu-kupu, yang indah karena saling memiliki keterikatan. Karena kumpulan
bunga tanpa kupu-kupu hanya menjadi taman membosankan, dan kupu-kupu tanpa
bunga hanya akan menjadi seekor hewan.
Tentu saja kita
sering mendengar istilah ‘cinta buta’. Cinta yang menutup kebenaran darinya. Cinta
yang tidak menunggu persetujuan dari siapa pun. Cinta yang selalu menuntut
balasan lebih dari apa yang dibayangkan, dan cinta yang selalu meminta
dituntaskan. Begitulah gambaran cinta yang ada di anime ini. Walaupun tidak
secara terang-terangan, banyak momen yang menunjukkan betapa bahayanya cinta
tanpa pengetahuan yang cukup. Lantaran cinta itu tidak harus ditunjukkan, dan
juga tidak selalu sempurna jika diucapkan.
Ada salah satu
pengecualian cinta yang tidak bisa disebut buta dalam anime ini. Yaitu cintanya
Mikasa pada Eren. Cinta yang teramat sederhana meskipun harus selalu melewati
mara bahaya. Inilah bedanya cinta buta dengan cinta tulus karena suatu pilihan
tanpa pernah ada penyesalan. Alasan cinta tentu berbeda-beda, dan hal itulah
yang menjadikan cinta selalu asik untuk kita obrolkan. Dalam hal ini, Mikasa
adalah tokoh yang paling sempurna dalam mencintai
“Perempuan yang
mencintai dalam diam dan membiarkan semesta yang menyampaikan.”
Seberacunnya cinta,
adalah cinta yang tidak memberikan sebuah pilihan, dan meninggalkan sebuah
kenangan yang sulit untuk ditinggalkan. Dalam anime ini, para penonton akan
bisa menemui cinta yang saya maksud, dan silahkan tafsirkan sendiri andaikan
menemui sebuah kekeliruan. Untuk memaknai hakikatnya cinta, memang memerlukan
banyak penafsiran. Karena cinta bagi saya tidak perlu takut akan bahaya, tetapi
takutlah karena tidak tahu seberapa bahayanya cinta.
Kebenaran
adalah Skenario Semesta yang Mengharukan
“Pahitnya kebenaran
sebaiknya pernah kita rasakan, agar tidak hanya terus hidup dalam
kepura-puraan, di dunia yang keji, kejam, dan tidak membutuhkan belas kasihan.”
Baik tiga tokoh
utama dan tokoh lainnya dalam anime ini, hampir bisa dibilang semua pernah
menelan pahitnya kebenaran. Tentu saja pada awalnya mereka tidak terima dan
berusaha mengingkarinya. Tetapi, akhirnya mereka semua tersadar, bahwa pahitnya
kebenaran itu ada kalanya harus ditelan bukan dimuntahkan. Ibarat pil yang kamu
minum ketika kamu sedang sakit. Sebab pahitnya kebenaran tidak selalu melukai,
dan lebih seringnya menyembuhkan.
Baik Eren,
Mikasa, dan Armin, sama halnya seperti manusia biasa. Yang tidak akan langsung
bisa menerima perubahan nasib secara mendadak. Tapi dari sanalah para tokoh
utama, serta tokoh lain dalam anime ini belajar, kalau kebenaran itu bukanlah
hal yang patut untuk dihindari. Begitu pula bagi kita di kehidupan nyata. Percayalah,
kebenaran itu hanya menyakitkan sementara. Beda halnya dengan sebuah
kebohongan. Memang, terkesan tidak menyakitkan. Akan tetapi, dalam waktu lama
kita akan merasa seperti sedang menanggung sebuah kutukan.
Sampai kapan
pun, kebeneran akan menjadi sesuatu yang berbahaya. Seperti pedang tajam yang
bisa menggorok leher kapan saja. Seperti tembakan meriam, yang bisa
menghancurkan apa saja. Dan seperti bom waktu yang bisa meledakkan apa saja. Begitulah
bahayanya kebenaran. Mau dikutuk bagaimanapun, dan dibenci seperti apa pun,
begitulah ia dengan segala kesederahanaan dan kepolosannya. Boleh saja apabila
kita tidak bisa menerima kebenaran yang ada di dunia, tetapi bukan berarti kita
bisa menutupinya selamanya.
Seperti bau
bangkai yang akan tetap tercium meskipun disimpan sedemikian rupa. Kebenaran itu
memang perih kawan, dan mari selalu bersiap menghadapi kenyataan yang penuh
dengan kebohongan ini. Apalagi kita sudah di zaman yang biasa disebut dengan
pasca kebenraran. Yang di mana kata-kata asalkan sering diucapkan menjadi kunci
dan wakil dari kebenaran. Biarpun kebenaran itu sendiri sudah hilang entah ke
mana. Akan tetapi yang jelas, kepercayaan terhadap kebenaran itu tidak akan
bisa dimatikan. Seperti ilalang yang susah dibasmi.
Apabila tidak
kuat menghadapi kebenaran, maka bisa disimpulkan kita belumlah bisa disebut mampu menghadapi kenyataan. Terlebih dalam kondisi sekarang yang selalu mengaburkan
batas antara kenyataan dan fatamorgana. Sebab bisa saja kita tertawa padahal
hati sedang memendam luka yang begitu dalam. Atau kita pura-pura menangis dalam
kebahagiaan yang lahir dari sebuah kekejaman dan ketegaan. Tidak perlu
menghakimi siapa dan apa yang paling benar. Karena jalan kebenaran nisacaya akan
selalu muncul dengan sendirinya, walaupun tanpa adanya sebuh harapan.