Dua Lanskap Kasir Perempuan dan Puisi Lainnya [Puisi]
Sunday, March 1, 2020
Edit
![]() |
Sumber Foto: http://majalahtelapak.blogspot.com |
Penulis: Khairur R Bunang*
Dua
Lanskap Kasir Perempuan
_buat D
Orangorang
datang lalu pergi
bagai tirai
hujan di muka kaca
sepanjang
hari
terbuka dan
tutup kembali
Ketika
terbuka
terbukalah
bibirnya
wajah ranum
buahan basah
Ketika
tertutup
kotakota
mati
jalanan
tanpa lampu
basah dan
dingin
Ia mencatat
nama, tapi
tidak dapat diingat
nama itu
menempuh rute masingmasing
dan memesan
takdir baik
takdir yang
sedikit diberikan
Tuhan
padanya
Kafe
Basabasi Kragilan, 2019
Libur Kerja
_anang
sari
Aku mau
libur kerja
jalanjalan
ke pikiranmu
dan
mengetahui
sesibuk apa
aku di sana
Jika saatnya
tiba
aku akan
purapura merdeka
tidak
melakukan apaapa
tidak
diperlakukan oleh siapasiapa
O, sungguh
waktu teramat kejam
usiaku lewat
dan pergi berdarahdarah
menjadi
pelayan bagi ribuan nama
dan
melangkah penuh ketakutan
seperti
melangkah di tubir malam
Aku mau
libur kerja
menelusup ke
dalam hatimu
adakah kau
bangun kerajaan
yang hanya
ada aku rajanya
dan
mempekerjakan jutaan budak
untuk menuangkan
anggur wajahmu
ke dalam
cawan jantungku?
Tapi,
manisku
aku
melupakan satu hal
dalam
peristiwa percintaan
tidak ada
libur
kangenku
tiap hari bekerja!
Kafe
Basabasi Kragilan, 2019
Terlambat
Kerja
Jam delapan
pagi di jalan raya
maut
merabaraba letak nadiku
Menghitung
jarak usia
tidak
seperti belajar matematika, Manisku
sudah tentu
tidak ada yang bertanya lagi
mengapa tiga
ditambah empat hasilnya
sama dengan
sepuluh dikurangi tiga
Kepastian
usia lebih memerlukan rahasia
Jalanan penuh
kejutan
masingmasing
orang membawa panik
yang
berlebihan
o, ini dada
ruang sempit
tanpa saluran
Tentang
dapur yang selalu
ingin ngebul
tentang
satudua pertengkaran kita itu
adakah
ingatan mau berpurapura salah?
Wajahmu
mampir sesaat
saat jarum speedometer
nunjuk angka 80
badanku
ingin meledak
Basabasi
Kragilan, 2019
Server di
Sebuah Kafe
-idar
sobirin
Cangkir kopi
yang jatuh
dari nampan
tanganmu
tidak
memiliki banyak pilihan
kecuali
membenturkan diri
ke lantai
Cepat ambil
pecahannya
nanti bosmu
marah!
seseorang
nyeletuk
yang lainnya
tertawa
Matamu kilat
cahaya sebelum turun hujan
dan dadamu
kepak kelelawar di musim pancaroba
Kamu ingat,
dulu sekali
kelereng
belimbingmu jatuh
lewat lubang
kantung celana
kamu
menangis di depan ibu
dan ibu
berkata:
"Anakanak
dan perempuan boleh menangis
tetapi
lelaki jangan!"
Kamu
mengambil pecahan cangkir
seperti
merapikan kembali kepingkeping hati
kemudian
melangkah
dengan
langkah penuh perhitungan
Kafe
Basabasi Kragilan, 2019
)*Khairur R Bunang, Aktif
sebagai pengelola Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY) dan nyantri di
PPM Hasyim Asyari. Domisili Cabeyan, Panggung Harjo, Sewon, Bantul DIY jln.
Parangtritis Km 7,5.