Lebur dan Sehimpun Puisi Lainnya
Monday, March 23, 2020
Edit
![]() |
Sumber Foto: brilio.net |
Penulis: Celaka Jenaka
Ciummu Obatku
Malam, kala aku sakit tak jelas sebab
Kau bersamaku, membawaku ke ruang medis
Dokter bingung: "penyakit apa ini?" katanya.
Tapi aku rasai betul, bahwa aku sakit.
Kau gelisah, aku sakit
Keringatku mulai bercururan
Dokter kalang kabut: "tak ada obatnya!" pekiknya.
Dokter berlalu, tinggalah kita
Suaramu parau, menunduk pilu
Entah mengapa, ku cium bibirmu
Dan hilang sakitku.
Bibirmu menempel di bibirku
Matamu berderai, kita syahdu.
Lebur
Menata hari, mengulang mimpi
Cinta tak sampai tetap saja, sakit
Harap-harap cemas menantimu
Ku rengkuh bayangmu yang pupus
Matilah aku, di ujung bahagiamu
Kasih apa memang sekejam ini?
Aku tak menangis, bersedih, atau pun bahagia
Ha, ha, aku lebur menjadi debu.
Dan kau tak lebih dari aroma, tak dapat ku raba, atu pun ku
rasa.
Pernah
Aku
pernah mencintai tapi dikhianati
Dicampakkan, lalu ditinggalkan
Ia dengan
yang laian
Kini,
ia berkeluarga; bahagia!
Sedang,
aku sendiri, sepi, dan nyaris mati