Mengenang Henry Cow dan Rock in Opposition (RIO)
Sunday, February 2, 2020
Edit
![]() |
Sumber Foto: facebook.com |
Penulis: Algo YP
Adalah Fred Frith dan Tim
Hadgkinson, dua orang mahasiswa yang secara tidak sengaja dipertemukan di
sebuah klub musik blues di Cambridge University. Berangkat dari kesamaan
memandang musik, perjumpaan dua remaja tersebut menjadi cikal bakal lahirnya
grup musik Henry Cow ditahun 1968.
Kugiran yang kelak memberi cara
pandang berbeda terkait teknis bermusik hingga cara pandang pada industri
musik. Spontanitas, struktur yang rumit, filsafat dan humor menjadi identitas
bermusik yang melekat pada kugiran tersebut. Selain itu, hal dominan yang
melekat pada kugiran ini ialah sikap anti komersil yang disuarakannya.
Keresahan mereka dimulai saat tur
panjang mengelilingi daratan Eropa, digelar bersama Captain Beefheart di tahun
1973. Selama perjalanan tersebut, mereka dipertontonkan banyaknya keganjilan
pada industri musik dunia.
Salah satunya, ketika record yang
menaungi mereka menganggap musik yang mereka mainkan rumit, dan tidak memiliki
nilai tawar bagi pendengar. Mulai dari situ, cara pandang mereka pada industri
musik mulai berubah. Dan menganggap musik dalam naungan pasar, adalah domain
yang penuh akan nilai untung dan rugi.
Pada tahun 1977, Henry Cow memilih
mengakhiri kontrak mereka dengan Virgin Record. Sebuah langkah awal yang
ditempuh, sebagai sikap atas ketidaksetujuan mereka pada musik yang dijadikan
barang dagang belaka.
Pada Maret 1978, mereka mengundang
empat kugiran yang mereka temui selama pengembaraan panjang ke berbagai negara
di belahan Eropa. Adalah Stormy Six (Italia), Samla Mammas Manna (Swedia),
Univers Zero (Belgia) dan Etron Fou Leloublan (Prancis), kugiran yang mereka
datangkan ke London, Inggris guna tampil dalam Festifal Rock In Opposition
(RIO).
Berkat kebaikan hati British Art
Counsil, festival ini berhasil terselenggara. "The music the record companies
don't want you to hear" menjadi slogan yang mereka suarakan pada 12
Maret 1978 di Teater New London.
Sekitar 450 orang hadir dalam
festival tersebut. Selain mengkampanyekan ketidaksetujuan mereka pada
ekploitasi industri musik, konon dalam festival tersebut Henry Cow dkk
mengkampayekan penolakan hegemoni musik Amerika dan British Rock.
Festival tersebut, menyita banyak
perhatian dari berbagai pihak. Hal ini mendorong Henry Cow dkk membahas rencana
ke depan terkait Rock In Opposition (RIO). Pada bulan Desember 1978, Henry Cow
dkk melakukan pertemuan di Sunrise Studio in Kirchberg Switzerland, guna
menyelenggarakan dan menyusun lagi festival Rock In Opposition.
Hasil dari pertemuan tersebut,
secara garis besar menetapkan bahwa keanggotaan akan tetap ada, namun bersifat
tertutup dan kecil. Adapun bentuk kualifikasi pada keanggotaan memiliki
beberapa prasyarat seperti; berpegang pada kualitas musik, bekerja di luar
bisnis musik, dan memiliki komitmen pada musik rock.
Sekitar bulan April-Mei hingga pengujung
tahun 1979, festival ini terselenggara di beberapa negara seperti Italia,
Swedia dan Belgia. Selepas itu, perlahan Rock In Opposition mulai tenggelam dan
menghilang. Konon hal tersebut terjadi karena perbedaan pendapat di antara
anggota.
Namun setidaknya, jejak-jejak RIO
masih bisa kita temukan. Sebuah label rekaman bernama Recommended Record,
menjadi bagian dari monumen yang sengaja didirikan guna membantu dan
mempromosikan para musisi yang terpinggirkan. Di samping itu, beberapa reuni
juga berhasil digelar pada tahun 2007, 2009, 2011 dan 2014.
Pada akhirnya, disadari atau tidak,
pengembaraan panjang mereka mengelilingi Eropa menumbuhkan benih-benih
keresahan. Yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran baru perihal apa dan
bagaimana seharusnya musik itu.
Terdengar klise bukan. Sebuah narasi
yang jamak ditemui dalam kisah-kisah falsafi maupun sufistik. Gelisah dan tidak
puas. Mengembara. Memperoleh pencerahan. Tapi memang seperti itulah adanya.
Setidaknya RIO bukan sebuah parade yang menguap. Hingga hari ini ia masih
menjadi semangat yang tetap hidup, meski dengan bentuk dan wajah yang berbeda.