Menanam Waktu dan Sehimpun Puisi Lainnya [Puisi]
Wednesday, February 5, 2020
Edit
![]() |
Sumber Foto: pxhere.com |
Awal Pagi dan Senja Terakhir
Jalan itu bergelombang,
Lima langkah saja tidak akan bisa
mencapai.
Apa yang ada di ujung pemberhentian.
Namun pilihannya adalah terus.
Bagaimanapun juga, keindahan senja,
Bukanlah suatu alasan langkah
langkah itu menuju.
Habislah sore itu dalam kelabu.
Di mana angka lima menatap ujung
sandaran
Dan aku menemukanmu di antara
mega-mega
Saling bertukar kehangatan
Pada angin juga sang temaram
Yang memanggil kita tuk melangkah
bersama
Karena langit selalu tahu,
Apa yang akan menjadi senja terakhir
Di mana awal pagi tergenggam senyum,
Dan tak akan terlepas,
Sebagai hadiah dari seorang teman.
Senyum dan Kejutan
Selamat datang mimpi,
Hal yang selama ini ku tunggu
kehadirannya
Karena setetes tawa dalam suara
Mengetuk seluruh cahaya
Dan dengan senyuman, kita bersinar…
Kejutan untuk teman hari ini,
Adalah cinta…
Yang sepertinya menghapus luka
Serta memberi warna pada kata-kata
Sebait lagu untuk teman hari ini,
Adalah bernyanyi bersama,
Memeluk sejuta cerita,
Bahwa kita tak akan pernah berjalan sendiri
Ketika sang waktu telah selesai
Detik berputar tak pernah terhenti
Untuk menulis,
Sebuah puisi untuk semua hari ini
Yang tintanya sudah menghiasi
putihnya awan.
Menanam Waktu
Di antara cahaya penghias pagi
Tak pernah biasnya berbincang
tentang malam
Karna embun yang menangis,
Sepertinya berputar jam
Mencari tiga belas yang misteri
Entahlah.
Setidaknya, kau ada untuk mengetuk
mimpi-mimpi
Kenangan yang kita cipta,
Saat matahari menghangatkan
genggaman.
Dalam aliran air dan sentuhan.
Tatapanmu masihkah menyakitkan…?
Bunga,
Bisakah kau memberiku sebait
pelukan?
Untuk menemani gelap gulita jalan
Untuk menampung kisah-kisah
Dan kau pun di sana.
Mendekapku sebagai teman
Menanam sebuah waktu untuk kita
abadikan.
Melihat fajar yang lelah.
Dan kau pun di sana.
Menantiku datang tersesat jejak
Menyambut suaraku dalam nada-nada
lagu kita
Walau kau tak bisa membawakanku
purnama malam.
Tetaplah menjadi bintang-bintang,
Yang setiap kali kerlingnya tampak,
Aku menangis.
18 April 2014
Suara di Dalam Ruangan
Bercerita langit tentang hari
Di mana senyuman memulai cahaya
Dan langkah mengikuti tawa
Ketika matahari melepas siangnya,
Kita telah terbawa pada suara di
dalam ruangan.
Yang lelahnya menunggu panas meratap
Dan lagu kita menari-nari pada nada
Sepahit apa pun awan kelabu,
Kita tetap bernyanyi menyambut
jemari…
Lepaskan…
Berteriak gundah bersama tatapan
Dan teruslah singgah dalam kesejukan
Di matamu aku berteduh
Berteman secangkir bintang malam
yang manis,
Di hatimu aku bersenandung.
Dan aku sanggup menjangkau setetes
puisiku.
Ini hadiah untukmu
Sekuntum kata-kata yang ku buat
dengan setetes tinta biasa
Hanya sepucuk cinta tanpa warna
Dan aku yakin kau akan terus
mendekapnya
Tanpa harus membalasa…
02 Mei 2014