Perempuanku dan Sekumpulan Puisi Lainnya [Puisi]
![]() |
Sumber Foto: dzulfandreams.blogspot.com |
Cacatan Kata I
Kita sering bercakap, putri
Saat paling manis dalam hidup
Juga detik-detik perih
Lalu bahasa apalagi yang harus lahir?
Setalah tawa yang berhamburan
Pun tangis berlarian menuju sunyi
Ibarat air,
Kita tak beriak di alir dan ruang yang sama
Kita selalu berbeda di segala arah
Namun
Di situlah muara
Tempat kita saling meruguk-menderaskan cinta
2017
Di Panggung
Ada yang tiba-tiba menguap di dada
Serupa nama-nama
Seolah hedak berkisah tentang cinta layla
Mungkin sebaik itu kenangan
Mencatat setiap jejak
Semudah kegagalan menghapusnya pula
Entah,
kuhirup lagi aroma kopi
seharum tubuh
serenyah senyummu
2017
Tentang seseorang
;Kepada
Sutar
"Sepanjang mengingatmu, kata-kata
menguap di kepalaku"
Menjelajah lembar-demi lembar kenangan
Memasuki kembali sisa-sisa percakapan
Yang kuharap masih
Namun, hujan di halaman juga badai di seberang
jalan
Dengan gagah bercerita kemiskinan dan kelaparan
Mengabaikan rindu yang sama-samar
"Sepanjang mengingatmu, kata-kata menguap di kepalaku"
Abjad-abjad seoalah tak menemukan susunannya
Semenatara ingin terus menderu
Mendesak diri menulis tentangmu
Tentang jalan yang pernah di pinang ruang dan
waktu
2020
Perempuanku
Aku melihat bayi-bayi mungil mati di selokan
Katanya hasil persetubahan tanpa ikatan
Ia mati kedinginan tanpa pengharapan
Tentang masa depan
Sementara pelacur-pelacur berkeliaran di kepala
Aku mengingatmu, perempuanku
Peluk- kecup bibirmu dimalam-malam sunyi
Aku melihat bayi-bayi mungil itu sepanjang
waktu
Seoalah berharap aku turun ke selokan
menolongnya
Tapi nafas sudah tak berbadan
Harap hilang dibalik kebodohan
Aku melihat bayi-bayi mungil mati di selokan
Tubuhku gigil ketakuan
2020
Penulis: A. Alfan