Arti Sebuah Kehilangan dan Sehimpun Puisi Lainnya [Puisi]
![]() |
Sumber Foto: hipwee.com |
Alasanku Tinggal
Alasanku
tinggal adalah hitam
Mengalir rata
di bawah tatapan malam
Tidak menangis,
Atau pun
berbisik kepada suara
Keterasingan
diriku di antara tawa,
Telah membuatku
menulis tanpa henti
Membawa tarian
mega
Berputar,
mengelabuhi warna langit
Seiring
keterlambatan senja pada penguasa kegelapan,
Seruan bintang
pun menganggapku
Terlalu semu
untuk berkata
Alasanku
tinggal telah menjadi pasir
Mengiris aliran
lelap yang mengalir memenuhi
Setapak jalan
Tatapanku tak
berarah,
Melangkah,
mencoba mengerti betapa sungguh hari ini
Permainan kata
belum usai,
Masihlah
menungguku mengecap helaian nafas syair-syair
Entah sampai
kapan mimpiku hanya melayang
Enggan hinggap
karena sayapnya yang terlukis
Melalui aliran
sebuah aroma
Ikutkan sedetik
tangisan usai menangis
Hingga
jari-jari menetes,
Membentuk lelap
dari sisa-sisa detak waktu,
Mencari tiga
belas yang misteri
Mungkin di sana
Alasanku
tinggal seperti asap jalanan
Menggulung,
berkabut dan bebas
Tanpa mengikat
lalu- lalang manusia yang acuh
Melambaikan, mengetuk
jantung perkotaan
Sesak dan
terbang
Selagi dunia
tak ada pemiliknya yang sanggup meniupkan
Pergi asap-asap
dari keramaian
Dan teruslah
melukis
Putih angin
membentuk serangkaian bumi
Mulai
mengotori, jejak kelabunya
Tanpa tawa yang
membawa bisikan,
Alasanku
tinggal tetap menggema
Di balik tirai
langit itu ketika terbuka
Menampilkan
sesosok wajah
Ketika langkah
tetap menitikkan gerimis
Aku berjalan
dalam hujan
Menangis di
antara bisikan
Betapa sulit
menggenggam setetes cinta
Yang tiada
tatapan hangat menyinari
Mengembun pada
dinginnya dunia
Mengaduh saat
matahari tiba
Tidak lagi ku
katakan
Benciku pada
pagi
Menghadirkan
setiap ucapan kata
Seharusnya ku
lepas semua tawa.
25
Oktober 2013
Ingatkan Aku
Waktu, ingatkan
aku pada detik
Seiring ia
berjalan, hilang tak kembali
Tanpa bekas
menyudahi kesempurnaanku,
Untuk bertahan
Untuk tetap di
sana
Bersabar
menunggu langit yang birunya semakin membanjiri warna kelabu hatiku
Dan habislah
kesempatan itu
Dimulai dengan
air mata,
Diakhiri tanpa
kata-kata
Saat aku ingin
putus asa
Mimpi dating
meresap kesendirian
Dan aku enggan
meratap
Sobat, air mata
Ingatkan aku
ketika semua senyuman mendung
Merintik,
merasa hujan turun
Padahal aku
ingin sekali saja,
Membuat es
antartika meninggalkan bekunya
Mendatangi
pelangi
Memintanya
untuk sementara,
Dari ujung
lembah menuju tepi mataharii
Mengisi
kekosongan putih awan
Kapas-kapas tak
tergenggam
Bak tanganmu
yang hangat
Bilakah itu
pandangan,
Tak pernah ku
tinggalkan dunia berputar sendiri
Jika telah terbalik
hari-hari
Ingatkan aku di
saat terbit matahari
Membungkam
paginya dan terus berlari
Carilah
tulisan-tulisan
Cahaya menulis
meninggalkan semu
Angin semilir
enggan meratapi,
Jangakan
terlelap,
Memejam mataku
berair,
Meneteskan rasa
Di setiap mimpi
yang kudatangi
Jangan ingatkan
aku
Tentangnya,
tepukan dan tawa
Menggenggam
langit melintasi jejak
Tapi aku
tertinggal di kehampaan
Tak satu pun
tatapan menjemput
Membiarkanku
tersesaki sepi
Yang tak
kunjung ada di mana jalan keluar
Dalam diriku
sendiri
Jangan ingatkan
Bila kehampaan
dating
Arti Sebuah Kehilangan
Menghilang
bukanlah suatu alasan
Yang bisa saja
terbalik memakan waktu
Dan selama
tatapanku mengarah
Selama itu pun
tak akan ku lepas gengagamanku
Risih…..
Sungguh,
membumi menjadikan cinta seperti murni
Padahal tak aka
nada lagi tawa jernih
Seperti tawamu,
Apakah
mengerti?
Ini bukanlah
sebuah Problema,
Tetapi aku
tetap Menulis,
Tentang segala
sesuatu yang melukiskan luka
Tetap menangis
menandai angka-angka pada kalender
Di mana pada
saat kesendirian,
Aku mengerti
sebuh kehilangan
Berharap dunia
akan mengembalikan
Apa yang telah
diambil dariku
Dan tetap
menanti,
Sesuatu
yang mungkin saja tak akan kembali
Telah Berlalu
Telah berlalu
masa bumi yang dulu
Sehitam lubang
Segersang api
Lihatlah, saat
ini terpenuhi berjuta warna
Pada malam hari
berhias bintang, rembulan langit
Begitu, indah
bumiku
Dunia kita
Satu garis
dengan latar tragedi
Yang ku
ceritakan pada hari-hari
Entah sampai
kapan akan bertahan
Sampai habis
air tangisku
Untuk cintanya
saja harus menggores kisah
Maaf, aku
membencimu
Selama itu
membuatku harus terkurung dalam pikiran
Dan membiarkan
otakku mengerut
Menguras, masa
lalu
Biarlah berlalu,
Apa yang telah
berlalu…
Selamat tinggal,
aku tak akan menjemputmu lagi
07
November 2013